Kelapa

Penelitian oleh Dhani Irwanto, 27 Oktober 2015
Dalam Critias Bagian 115b: “... dan buah-buahan yang memiliki kulit keras, airnya dapat diminum, ada dagingnya dan dapat digunakan sebagai minyak urapan ...”
Coconut isolated on white background.
Kelapa (Cocos nucifera) memiliki daging, air, santan dan minyak yang penuh gizi, menjadi bahan makanan dan telah dibudidayakan oleh masyarakat di seluruh dunia selama ribuan tahun. Di banyak pulau, kelapa sudah menjadi bahan makanan pokok yang selalu dipergunakan dalam masakan sehari-hari. Hampir sepertiga dari populasi dunia tergantung pada kelapa dengan berbagai tingkatan dalam makanan dan ekonomi mereka. Diantara budaya-budaya tersebut kelapa memiliki sejarah yang panjang dan penting.
Analisis DNA terhadap lebih dari 1.300 buah kelapa dari seluruh dunia mengungkapkan bahwa kelapa pada awalnya dibudidayakan di dua lokasi terpisah, yaitu di sekitar Samudera Pasifik dan Hindia (Baudouin et al, 2008; Olsen et al, 2011). Selain itu, genetika kelapa juga tercatat dalam rute perdagangan prasejarah dan kolonisasi Amerika. Di sekitar Samudera Pasifik, kelapa pertama kali dibudidayakan di kepulauan Asia Tenggara, yaitu Filipina, Malaysia, Indonesia, dan mungkin juga di daratan Asia. Di sekitar Samudera Hindia, kemungkinan pusat budidayanya adalah pinggiran selatan India, termasuk Srilanka, Maladewa dan Lakadewa. Kelapa dari sekitar Samudera Pasifik diperkenalkan ke sekitar Samudera Hindia beberapa ribu tahun yang lalu oleh bangsa Austronesia kuno yang membangun jalur perdagangan yang menghubungkan Asia Tenggara dengan Madagaskar dan pesisir Afrika timur.
Kelapa
Kelapa adalah kaya akan serat, vitamin dan mineral. Kelapa diklasifikasikan sebagai “makanan fungsional” karena memberikan banyak manfaat kesehatan selain kandungan zat gizinya. Minyak kelapa adalah amat khusus karena memiliki sifat penyembuhan yang jauh melampaui minyak-minyak makanan lainnya dan banyak digunakan dalam pengobatan tradisional di kalangan masyarakat Asia dan Pasifik. Masyarakat Kepulauan Pasifik menganggap minyak kelapa menjadi obat untuk semua penyakit. Pohon kelapa adalah begitu dihargai oleh mereka sebagai sumber makanan dan obat-obatan sehingga disebut “pohon kehidupan”. Hanya belakangan ini saja ilmu kedokteran modern membuka kunci rahasia atas kekuatan penyembuhan yang luar biasa dari kelapa tersebut.
Minyak kelapa adalah minyak nabati yang telah dikonsumsi di daerah tropis selama ribuan tahun. Studi yang dilakukan pada masyarakat asli yang mengkonsumsi minyak kelapa dalam jumlah tinggi menyimpulkan bahwa umumnya mereka memiliki kesehatan yang baik dan tidak banyak menderita penyakit modern negara-negara Barat dimana minyak kelapa jarang dikonsumsi. Minyak kelapa adalah minyak urapan dan penghalus kulit yang sangat baik. Di daerah tropis, penduduk asli umumnya mengoleskan minyak kelapa pada kulit mereka, karena mereka percaya bahwa hal itu dapat melindunginya dari sinar matahari yang berbahaya. Jadi, minyak kelapa alami yang tanpa bahan kimia atau aditif ini dapat melindungi kulit di daerah-daerah terpanas dan terterik di bumi dengan lebih baik daripada krim matahari buatan.
Nira kelapa yang kaya nutrisi dan disadap langsung dari bunga kelapa secara alami mengandung 17 macam asam amino (blok pembangun protein), memiliki spektrum vitamin B yang luas (terutama kaya akan inositol, yang dikenal dalam pengobatan depresi, kolesterol tinggi, peradangan dan diabetes), vitamin C, mineral (kandungan kalium tinggi, diperlukan untuk keseimbangan elektrolit, mengatur tekanan darah tinggi dan metabolisme gula), serta FOS (fructooligosaccharide, prebiotik yang mendukung kesehatan pencernaan). Nira pohon kelapa menghasilkan banyak produk yang lezat, termasuk cuka kelapa, saus bumbu, sari kelapa, gula kelapa dan minuman beralkohol, semuanya dilakukan melalui metode baku baik penuaan getah hingga 1 tahun atau menguapkannya pada suhu rendah.
Gula kelapa dihasilkan dengan cara menyadap nira dari pohon kelapa dan mendidihkannya untuk dijadikan sirup yang kemudian dapat langsung dijual, atau sampai mengkristal dan dicetak dalam berbagai bentuk dan ukuran. Gula kelapa dikenal dalam nama yang berbeda, di Indonesia sebagai gula merah atau gula Jawa, di Myanmar sebagai htanyet, di Kamboja sebagai skor tnot, di Filipina sebagai pakaskas, di Malaysia sebagai gula anau, di Laos dan Thailand sebagai nam tan pip dan di Vietnam sebagai đường thốt nốt.
Santan kelapa merupakan bahan makanan yang sangat populer dikonsumsi di Asia Tenggara, Asia Selatan, Tiongkok Selatan dan Karibia. Secara tradisional, santan kelapa diperoleh melalui pemerasan parutan kelapa dan mencampurnya dengan sedikit air untuk melarutkan lemaknya. Parutan kelapa yang telah diperas kemudian direndam dalam air dan diperas lebih lanjut untuk menghasilkan santan yang lebih encer. Santan yang kental biasanya digunakan untuk membuat kue atau santan kering dan santan yang encer untuk membuat sayur atau masakan pada umumnya. Tidak seperti susu sapi, santan kelapa adalah bebas laktosa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti susu untuk orang-orang dengan intoleransi laktosa. 
Air kelapa adalah cairan yang terdapat didalam buah kelapa, biasanya yang masih muda, hijau dan masih belum matang, meskipun kelapa matang juga memiliki air kelapa. Air kelapa banyak mengandung vitamin dan mineral, terutama kalium. Karena mengandung elektrolit, air kelapa dianggap salah satu yang terbaik untuk minuman rehidrasi alami di daerah tropis. Daging kelapa yang masih muda sering ditambahkan kedalam air kelapa untuk membuat minuman kelapa muda. Air kelapa telah menarik perhatian karena bermanfaat bagi kesehatan dan dapat mengobati diare akut di negara berkembang. Penelitian menunjukkan air kelapa memiliki keseimbangan elektrolit yang sama dengan minuman isotonik yang terbukti bermanfaat untuk rehidrasi atau setelah latihan yang lama dan intensif.
Cuka kelapa adalah mirip dengan cuka fermentasi lainnya seperti sari apel dan cuka balsam. Cuka kelapa dapat dibuat dengan air atau nira kelapa yang dibiarkan di udara terbuka supaya terjadi fermentasi sehingga berubah menjadi cuka. Cuka kelapa adalah bumbu pokok di Asia Tenggara dan juga digunakan di beberapa daerah di India. Cuka kelapa adalah berwarna putih dan berawan dengan rasa asam yang sangat tajam dan sedikit beralkohol. Seperti halnya cuka sari apel, cuka kelapa mengandung kultur organisme yang menyebabkan fermentasi. Cuka kelapa adalah makanan yang cocok untuk penderita diabetes karena memiliki indeks glikemik yang sangat rendah, yaitu hanya pada skala 35.
Tuak di Indonesia dan Malaysia atau lambanóg di Filipina adalah minuman beralkohol yang disuling dan terbuat dari fermentasi nira kelapa. Distilat yang jernih dapat dicampur, disimpan didalam tong kayu, atau berulang kali disuling dan disaring tergantung pada rasa dan warna yang ingin dihasilkan.
Referensi
Luc Baudouin and Patricia Lebrun, Coconut (Cocos nucifera L.) DNA studies support the hypothesis of an ancient Austronesian migration from Southeast Asia to America, 2008. Springer Link, March 2009, Volume 56, Issue 2, pp 257-262.
Bee F. Gunn, Luc Baudouin and Kenneth M. Olsen, Independent Origins of Cultivated Coconut (Cocos nucifera L.) in the Old World Tropics, 2011. PLoS ONE 6(6): e21143. doi:10.1371/journal.pone.0021143.
Jones TL, Storey AA, Matisoo-Smith EA and Ramirez-Aliaga JM, Polynesians in America: pre-Columbian contacts with the New World, 2011. Lanham, MD: AltaMira Press.
Luc Baudouin, Bee F. Gunn and Kenneth M. Olsen, The presence of coconut in southern Panama in pre-Columbian times: clearing up the confusion, 2013. Annals of Botany: doi:10.1093/aob/mct244.
***
Hak cipta © 2015-2016, Dhani Irwanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar